ANALISIS
TEKS AL QUR’AN
PENCIPTAAN
SERANGGA
KATA PENGANTAR
Dengan
mengucapkan syukur alhamdulillah, makalah agama tentang “Analisis Teks Al Qur’an
Tentang Penciptaan Serangga” ini dapat di selesaikan, shalawat dan salam semoga
dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Tersusunnya
makalah ini semoga mendapatkan manfaat yang besar untuk pendidikan di Indonesia
pada umumnya dan untuk para pendidik khususnya. Walau pun pada mula penyusunan
makalah ini banyak mengalami banyak kesulitan dalam menyatukan berbagai materi
penting untuk disusun agar menjadi sebuah bacaan yang menarik untuk di baca,
namun alhamdulillah akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Tersirat
penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
terlibat langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan makalah ini.
Besar
harapan agar makalah ini dapat menjadi salah satu sumber belajar yang baik
serta mendatangkan manfaat untuk seluruh pembaca. Kami menyadari bahwa makalah
ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan
dan kelemahannya. Oleh karena itu, adanya kritik dan masukan dari
berbagai pihak untuk menyempurnakan makalah ini sangat dinantikan. Semoga
makalah ini dapat mendatangkan manfaat bagi kemaslahatan umat manusia, dan
menjadi amal saleh bagi semua umat manusia.
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Al Qur’an
merupakan mu’jizat terbesar sepanjang masa. Pertamakali dibukukan di jaman
Khalifah Abu Bakar, lalu pembukuannya disempurnakan di jaman Khalifah Umar bin
Khathab. Sedangkan di jaman Khalifah Utsman mulai ditetapkan bentuk hurufnya
serta diperbanyak sehingga dikenal istilah Rosam Utsmani. Ilmu tata bahasa Al Qur’an
(nahwu dan sharaf) mulai diperkenalkan di jaman khalifah Ali bin Abi Thalib.
Salah satu keistimewaan Al Qur’an adalah memungkinkan
penafsirannya yang terus berkembang . Salah satu contohnya adalah yang terdapat
di dalam surat Al Hajj (22) ayat 73 yang mana
dalam surat tersebut ALLAH menjelaskan tentang diciptakannya seekor
hewan/serangga yang mana apabila manusia bersatu tidak dapat menciptakaannya
walau pun seekor lalat.
B. Rumusan Masalah
1.
Ayat-ayat yang mengkaji tentang diciptakannya
serangga.
2.
Tafsir ayat Al Qur’an tentang penciptaannya serangga.
3.
Pandangan sains tentang terciptanya serangga.
C. Tujuan penulisan
1.
Dapat mengetahui ayat-ayat yang mengkaji tentang
diciptakannya serangga.
2.
Dapat memahami tafsir yang menafsirkan ayat Al Qur’an
yang mengkaji tentang terciptanya serangga.
3.
Dapat mengetahui pandangan sains tentang diciptakannya
serangga.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Penciptaan
serangga dalam ayat Al Qur’an.
1.1 kekuasaan ALLAH menciptakan sesuatu.
Ada ilmuwan yang mengatakan “Untuk dapat
menciptakan sesuatu, harus dapat menciptakan ketiadaan“, yang di lakukan
manusia saat ini hanyalah sekedar merubah wujud atau manfaat dari segala
sesuatu yg sudah ada menjadi wujud dan manfaat yang berbeda.
Dengan adanya hukum kekekalan energi, tentu manusia
tidak dapat memusnahkan massa dan energi, karena menjadi bagian darinya, oleh
karena itu manusia tidak dapat menciptakan ketiadaan.
Apakah alam dan semesta terjadi dengan sendirinya?,
banyak orang yang berpendapat demikian, di sebabkan karena perkembangan IPTEK
saat ini menyebabkan manusia mulai dapat mengungkap beberapa tabir misteri
fenomena alam, sebagai contoh: studi Abiogenesis (makhluk hidup berasal dari
benda mati), hal ini membentuk opini bahwa segala sesuatunya terjadi dengan
sendirinya.
Sebagai umat beragama, kita di wajibkan untuk meyakini
adanya sang pencipta, lantas bagaimana cara kerja sang pencipta dalam
menciptakan segala sesuatunya ?
Bila Allah berkehendak dan menetapkan sesuatu maka
Allah cukup berfirman kepadanya: “Jadilah“, maka jadilah sesuatu itu
dengan sendirinya seperti ungkapan ayat-ayat faya kun dalam Al Qur’an
( Al Baqarah:117).
Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia
berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan
kepadanya: “Jadilah!” Lalu jadilah ia.(An Nahl:40)
Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila
Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: “kun (jadilah)”, maka
jadilah ia”.(Yaasiin:82)
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki
sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia”.
Dari contoh ayat-ayat tersebut di atas, sulit bagi
kita untuk memahami proses penciptaan secara logika, keterbatasan kemampuan dan
logika manusia tentunya menolak penjelasan ayat tersebut yang dapat di katakan
seperti trick sulap “Sim salabim…Cring..!! muncul-lah kelinci dari topi
pesulap.”
Tetapiapakah benar proses munculnya kelinci dari topi
pesulap tersebut tidak dapat di jelaskan secara logika?, sebagai anak kecil
tentunya kita akan menerima trick pesulap tersebut seperti sebuah dogma yang
harus di telan bulat-bulat tanpa perlu memahaminya, setelah dewasa barulah kita
mengerti bahwa ada langkah-langkah peristiwa sebelum kemunculan kelinci dari
topi pesulap
1.2
Penciptaan hewan/serangga dalam ayat Al Qur’an
Begitu pula dengan proses penciptaan, karena
keterbatasan kemampuan manusia, membuat kita sulit memahami langkah-langkah
peristiwa yang terjadi dalam proses penciptaan. Sehingga Allah hanya memberikan
petunjuk dalam bentuk perumpamaan seperti ayat-ayat Kun Faya Kun di atas.
Bila kita memaknai kalimat Kun Faya Kun, terbayang
dalam imajinasi se olah-olah segala sesuatunya tercipta dalam sekejap dan dalam
waktu yang bersamaan, begitu pula dengan proses penciptaan semua
mahluk hidup di bumi.
Tetapi bila kita teliti makna ayat
Al Qur’an tentang penciptaan semua jenis hewan seperti pada surat An Nur ayat
45, akan merubah persepsi kita tentang arti “Kun Faya Kun”, yaitu adanya
tahapan peristiwa atas terciptanya semua jenis hewan. Karena urutan penciptaan
jenis hewan pada ayat tersebut sama dengan urutan kemunculan mahluk hidup di
bumi menurut ilmu Paleontologi.
Dalam surat An Nuur ayat
45 ALLAH telah membahas penciptaan hewan/serangga dengan fungsinya, serta cara
mereka bergerak ;
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari
air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan
sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan
empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.”
Ada pun penjelasan dalam
surat An Nuur ayat 45 dari berbagai sumber yang kami kumpulkan dan diskusikan
sebagai berikut :
“Dan
Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air“
Kemunculan
mahluk bumi di awali dari sup kimiawi yang menggenangi permukaan bumi di saat
temperatur bumi mulai mendingin, hal ini terbukti dengan di temukannya
fosil Ganggang Laut yang telah berumur 3,5 milyar tahun, dan beragam fosil
hewan laut lainnya seperti Ubur2, Ikan, Reptil laut, sekitar 600 juta tahun
lalu.
“maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di
atas perutnya“
Di ikuti
dengan muncul dan berkembangnya hewan melata seperti Amphibi, Reptil, dan
Serangga (Laba-laba, Milipede atau Lipan) sekitar 400 juta tahun lalu.
“dan
sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan
empat kaki“
Selanjutnya
berkembanglah hewan yang berkaki dua dan berkaki empat seperti Dinosaurus
sekitar 225 juta tahun lalu, kepunahan Dinosaurus karena bencana alam di
gantikan oleh kehadiran Mamalia yang berkaki dua dan berkaki empat sekitar 70
juta tahun lalu.
1.3
Kekuasaan ALLAH dalam menciptakannya serangga.
Banyak hal
yang dapat dipikirkan oleh seseorang yang menghabiskan harinya dalam rumah.
Ketika sedang membersihkan rumah, ia menjumpai seekor laba-laba yang merajut
sarangnya di sebuah sudut rumah tersebut. Jika ia menyadari keharusan untuk
memikirkan binatang yang seringkali tidak dihiraukan orang ini, ia akan
mengerti bahwa pintu pengetahuan telah dibuka untuknya. Serangga kecil yang
sedang disaksikannya adalah sebuah keajaiban. Sarang laba-laba tersebut
memiliki bentuk simetri yang sempurna. Ia pun kagum terhadap seekor laba-laba
yang mungil tetapi memiliki kemampuan dalam membuat sebuah disain sempurna yang
sedemikian menakjubkan.
Setelah itu
ia membuat sebuah pengamatan singkat hingga mendapatkan beberapa fakta lain:
serat yang digunakan laba-laba ternyata 30% lebih fleksibel dari serat karet
dengan ketebalan yang sama. Serat yang diproduksi oleh laba-laba ini memiliki
mutu yang demikian tinggi sehingga ditiru oleh manusia dalam pembuatan jaket
anti peluru. Sungguh luar biasa, sarang laba-laba yang dianggap sederhana oleh
kebanyakan manusia, ternyata terbuat dari bahan yang mutunya setara dengan
bahan industri paling ideal di dunia. Ketika menyaksikan disain yang sempurna
pada makhluk hidup di sekitarnya, manusia terus menerus berpikir hingga
kemudian mendorongnya untuk menemukan lebih banyak fakta-fakta yang
menakjubkan.
Ketika
mengamati sebuah lalat yang setiap saat dijumpainya namun belum pernah
diperhatikannya atau bahkan merasa sangat terganggu dan ingin sekali
membunuhnya, ia melihat bahwa serangga tersebut memiliki kebiasaan membersihkan
diri sampai bagian-bagian yang terkecil dari tubuhnya sekalipun. Lalat tersebut
seringkali hinggap di suatu tempat lalu membersihkan tangan dan kakinya secara
terpisah. Setelah itu lalat ini membersihkan debu yang menempel pada sayap dan
kepalanya dengan menggunakan tangan dan kakinya secara menyeluruh. Lalat ini
terus saja melakukan yang demikian sampai yakin akan kebersihannya.
Semua lalat
dan serangga membersihkan tubuh mereka dengan cara yang sama: dengan penuh
perhatian dan ketelitian sampai ke hal-hal yang kecil sekalipun. Ini
menunjukkan adanya satu-satunya Pencipta yang mengajarkan kepada mereka cara
membersihkan diri mereka sendiri. Ketika terbang, lalat mengepakkan sayapnya
kurang lebih 500 kali setiap detik. Padahal tak satupun mesin buatan manusia
yang mampu memiliki kecepatan yang luar biasa ini.
Kalaulah
ada, mesin itu akan hancur dan terbakar akibat gaya gesek. Namun sayap, otot
ataupun persendian lalat ini tidak mengalami kerusakan. Lalat dapat terbang ke
arah manapun tanpa terpengaruh oleh arah dan kecepatan angin. Dengan teknologi
yang paling mutakhir sekalipun, manusia masih belum mampu membuat mesin yang
memiliki spesifikasi dan teknik terbang yang luar biasa sebagaimana lalat.
Begitulah, makhluk hidup yang cenderung diremehkan dan tidak terlalu mendapat
perhatian manusia, dapat melakukan pekerjaan yang tak mampu dilakukan manusia.
Tidak
diragukan lagi, tidaklah mungkin mengklaim bahwa seekor lalat melakukan ini
semua semata-mata karena kemampuan dan kecerdasan yang ia miliki. Semua
karakteristik istimewa dari lalat adalah kemampuan yang Allah berikan kepadanya
Segala sesuatu yang terlihat sepintas oleh manusia ternyata di dalamnya
terdapat kehidupan, baik yang terlihat ataupun tidak. Tak satu sentimeter
persegi pun di bumi ini yang di dalamnya tidak terkandung kehidupan.
Manusia,
tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan adalah makhluk yang mampu dilihat oleh manusia.
Namun, masih ada makhluk-makhluk lain yang tidak terlihat oleh manusia akan
tetapi manusia sadar akan keberadaannya. Misalnya rumah yang ia diami yang
penuh dengan makhluk-makhluk mikroskopis yang disebut “tungau”. Demikian pula
halnya dengan udara yang ia hirup, di dalamnya mengandung virus yang tak
terhingga banyaknya, atau tanah kebunnya yang mengandung bakteri yang sangat
banyak.
Seseorang
yang merenung tentang keanekaragaman yang luar biasa dari kehidupan di bumi,
akan mengetahui kesempurnaan makhluk-makhluk ini. Tiap makhluk yang ia lihat
adalah tanda-tanda keagungan karya seni ciptaan Allah, demikian pula halnya
dengan keajaiban luar biasa yang tersembunyi dalam makhluk-makhluk mikroskopis
tersebut.
Virus,
bakteri ataupun tungau yang tidak terlihat oleh mata telanjang memiliki
mekanisme tubuh yang unik. Habitat, cara makan, sistem reproduksi dan
pertahanan mereka semuanya diciptakan oleh Allah. Seseorang yang memikirkan
secara mendalam tentang fenomena ini teringat ayat Allah:
“Dan berapa banyak binatang yang
tidak (dapat) membawa (mengurus) rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki
kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.“(
Al-Ankabuut,29:60)
2.Tafsir Tentang Serangga.
Serangga di sebut juga insekta yaitu
kelompok utama dari hewan beruas yang (arthropoda)yang bertungkai enam tiga
pasang karena itulah mereka di sebut pula hexapoda .
Kajian mengenai perilaku hidupan
serangga di sebut entomologi serangga termasuk dalam kelas insekta
(subfilumuniramia ) yang di bagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain dipteral
(misalnya kupu-kupu dan ngeni dari gat ) kelompok aptirogota terdiri dari 4
ordo karena semua serangga dewasanya tidak memiliki sayap , dan 25 ordo lainnya
termasuk dalam kelompok pterigota karena memiliki sayap.
Serangga merupakan hewan beruas dengan
tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Ukuran serangga relative kecil dan pertama
kali sukses berkolonisasi di bumi.
2.1 Sejarah.
Keaneka ragaman serangga telah terdapat
pada periode carboniferous (sekitar 300 jutatahun yang lalu )
Pada periode Permian (270 juta tahun yang lalu
)beberapa kelompok serangga telah menyerupai bentuk yang di jumpai sekarang .
sayap pada
serangga mungkin pada awalnya berepolusi sebagai perluasan kutikula yang
membantu tubuh serangga itu menyerap panas, kemudian baru menjadi organ untuk
terbang pandangan lain menyarankan bahwa sayap memungkinkan hewan itu meluncur
dari vegetasi ke tanah, atau bahkan berfungsi sebagia insang dalam serangga
berfungsi untuk berfungsi berenang sebelum mereka berfungsi untuk terbang.
2.2 Kemampuan.
Salah satu alasan mengapa serangga
memiliki keanekaragaman dan kelimpahan yang tinggi adalah kemampuan
reproduksinya yang tinggi , serangga beroproduksinya yang tinggi , serangga
bereproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan pada beberapa sepsies bahkan
mampu menghasilkan beberapa generasi dalam satu tahun.
Kemampuan serangga lainnya yang di
percaya telah mampu menjaga exsistensi serangga hingga kini adalah kemampuan
terbangnya. hewan yang dapat terbang dapat menghindari banyak predator ,
menemukan makanan dan pasangan kawin dan menyebar kehabitat baru jauh lebih
cepat di bandingkan dengan hewan yang harus merangkak di atas permukaan tanah.
Umumnya serangga mengalami
metamorphosis sempurna ,yaitu siklus hidup dengan beberapa tahapan yang berbeda
;telur , larva, pupa, dan imago. Beberapa ordo yang mengalami metamorphosis
sempurna adalah lipedoptera, dipteral coleopteran dan hemoneptera.
Pertumbuhan tubuh di kendalikan
dengan menggunakan acuan pertambahan berat badan, biasanya dalam tangga dimana
pada setiap tangga di gambarkan oleh lepasnya kulit lama dimana proses ini di
sebut molting.karena itu pada setiap tahapan, serangga tumbuh sampai sempurna .
2.3 Metamorfosis Pada Serangga.
Hewan ini juga merupakan contoh yang
klasik metemorfosis. Setiap serangga memiliki proses perubahan bentuk dari
telur hingga kebentuk dewasa yang siap melakukan reproduksi. Pergantian tahap
bentuk tubuh ini sering kali sangat dramatis. di dalam tiap tahap juga terjadi
proses pergantian kulit yang biasa disebut
proses perlungsungan. Tahap-tahap ini di sebut ordo- ordo serangga
seringkali di cirikan oleh tipe metamorfosisnya.
2.4 Morfologi Serangga.
Secara morfologi serangga dapat
dibedakan menjadi tiga bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya
menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh
serangga dewasa adalah kepala, dada, dan perut.
Banyak serangga yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia, diantaranya yaitu sebagai organisme pembusuk dan pengurai
termasuk limbah ,sebagai objek estetika dan wisata, bermanfaat pada proses
penyerbukan maupun sebagai musuh alami hama tanaman, pakan hewan burung yang
bernilai ekonomi ekonomi tinggi, penghasil madu (dari genus apis ) dll.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makalah ini dapat disimpulkan bahwa
setiap makhluk ciptaan ALLAH di dunia ini tidaklah diciptakan sia-sia mereka
pasti ada manfaatnya yang belum kita ketahui. Bahkan ALLAH menciptakan serangga
yang sekecilpun pasti ada manfaatnya bagi alam semesta ini, dan tugas kita
sebagai makhluk yang paling mulia yang diciptakannya mempunyai akal dan otak
untuk berfikir agar menjaga kelestarian makhluk-makhluk ciptaannya dan
mempelajarinya lagi untuk kepentingan ilmu pengetauan.
B. Saran
Untuk menciptakan muslim dan
muslimah yang beriman dan berintlektual marilah kita sebagai pemuda/
meningkatkan kesadaran kita untuk meneliti ciptaanya, kita harus merawat dan
mejaga lingkungan kita. Memahami ayat-ayat Al Qur’an serta tafsir yang
menyangkut ilmu pengetahuan dan teknologi, agar terbentuknya pemuda/i muslim
yang agamis berintlektual bukan pemuda/i muslim yang berintlektual yang tau
agama.
DAFTAR
PUSTAKA
Lukman,1984,
“min ayaatu-l-ahkam”, ponorogo Trimurti Press.
http://era muslim.com/media islam rujukan/
www.islamic book.com
![]() |
Add caption |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar