Selasa, 12 Maret 2013

ANALISIS TEKS AL QUR’AN PENCIPTAAN SERANGGA


ANALISIS TEKS AL QUR’AN
PENCIPTAAN SERANGGA
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, makalah agama tentang “Analisis Teks Al Qur’an Tentang Penciptaan Serangga” ini dapat di selesaikan, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Tersusunnya makalah ini semoga mendapatkan manfaat yang besar untuk pendidikan di Indonesia pada umumnya dan untuk para pendidik khususnya. Walau pun pada mula penyusunan makalah ini banyak mengalami banyak kesulitan dalam menyatukan berbagai materi penting untuk disusun agar menjadi sebuah bacaan yang menarik untuk di baca, namun alhamdulillah akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Tersirat penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan makalah ini.
Besar harapan agar makalah ini dapat menjadi salah satu sumber belajar yang baik serta mendatangkan manfaat untuk seluruh pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan  dan kelemahannya. Oleh karena itu, adanya kritik dan masukan dari berbagai pihak untuk menyempurnakan makalah ini sangat dinantikan. Semoga makalah ini dapat mendatangkan manfaat bagi kemaslahatan umat manusia, dan menjadi amal saleh bagi semua umat manusia.  




                                                                                                                                                                                                                              BAB 1
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Al Qur’an merupakan mu’jizat terbesar sepanjang masa. Pertamakali dibukukan di jaman Khalifah Abu Bakar, lalu pembukuannya disempurnakan di jaman Khalifah Umar bin Khathab. Sedangkan di jaman Khalifah Utsman mulai ditetapkan bentuk hurufnya serta diperbanyak sehingga dikenal istilah Rosam Utsmani. Ilmu tata bahasa Al Qur’an (nahwu dan sharaf) mulai diperkenalkan di jaman khalifah Ali bin Abi Thalib.
Salah satu keistimewaan Al Qur’an adalah memungkinkan penafsirannya yang terus berkembang . Salah satu contohnya adalah yang terdapat di dalam surat Al Hajj (22) ayat 73 yang mana dalam surat tersebut ALLAH menjelaskan tentang diciptakannya seekor hewan/serangga yang mana apabila manusia bersatu tidak dapat menciptakaannya walau pun seekor lalat.
B.   Rumusan Masalah
1.     Ayat-ayat yang mengkaji tentang diciptakannya serangga.
2.     Tafsir ayat Al Qur’an tentang penciptaannya serangga.
3.     Pandangan sains tentang terciptanya serangga.
C.   Tujuan penulisan
1.     Dapat mengetahui ayat-ayat yang mengkaji tentang diciptakannya serangga.
2.     Dapat memahami tafsir yang menafsirkan ayat Al Qur’an yang mengkaji tentang terciptanya serangga.
3.     Dapat mengetahui pandangan sains tentang diciptakannya serangga.


BAB II
PEMBAHASAN
1.Penciptaan serangga dalam ayat Al Qur’an.
 1.1 kekuasaan ALLAH menciptakan sesuatu.
Ada ilmuwan yang mengatakan “Untuk dapat menciptakan sesuatu, harus dapat menciptakan ketiadaan“, yang di lakukan manusia saat ini hanyalah sekedar merubah wujud atau manfaat dari segala sesuatu yg sudah ada menjadi wujud dan manfaat yang berbeda.
Dengan adanya hukum kekekalan energi, tentu manusia tidak dapat memusnahkan massa dan energi, karena menjadi bagian darinya, oleh karena itu manusia tidak dapat menciptakan ketiadaan.
Apakah alam dan semesta terjadi dengan sendirinya?, banyak orang yang berpendapat demikian, di sebabkan karena perkembangan IPTEK saat ini menyebabkan manusia mulai dapat mengungkap beberapa tabir misteri fenomena alam, sebagai contoh: studi Abiogenesis (makhluk hidup berasal dari benda mati), hal ini membentuk opini bahwa segala sesuatunya terjadi dengan sendirinya.
Sebagai umat beragama, kita di wajibkan untuk meyakini adanya sang pencipta, lantas bagaimana cara kerja sang pencipta dalam menciptakan segala sesuatunya ?
Bila Allah berkehendak dan menetapkan sesuatu maka Allah cukup berfirman kepadanya: “Jadilah“, maka jadilah sesuatu itu dengan sendirinya seperti ungkapan ayat-ayat faya kun  dalam Al Qur’an ( Al Baqarah:117).
Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah!” Lalu jadilah ia.(An Nahl:40)
Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: “kun (jadilah)”, maka jadilah ia”.(Yaasiin:82)
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia”.
Dari contoh ayat-ayat tersebut di atas, sulit bagi kita untuk memahami proses penciptaan secara logika, keterbatasan kemampuan dan logika manusia tentunya menolak penjelasan ayat tersebut yang dapat di katakan seperti trick sulap “Sim salabim…Cring..!! muncul-lah kelinci dari topi pesulap.
Tetapiapakah benar proses munculnya kelinci dari topi pesulap tersebut tidak dapat di jelaskan secara logika?, sebagai anak kecil tentunya kita akan menerima trick pesulap tersebut seperti sebuah dogma yang harus di telan bulat-bulat tanpa perlu memahaminya, setelah dewasa barulah kita mengerti bahwa ada langkah-langkah peristiwa sebelum kemunculan kelinci dari topi pesulap
1.2 Penciptaan hewan/serangga dalam ayat Al Qur’an
Begitu pula dengan proses penciptaan, karena keterbatasan kemampuan manusia, membuat kita sulit memahami langkah-langkah peristiwa yang terjadi dalam proses penciptaan. Sehingga Allah hanya memberikan petunjuk dalam bentuk perumpamaan seperti ayat-ayat Kun Faya Kun di atas.
Bila kita memaknai kalimat Kun Faya Kun, terbayang dalam imajinasi se olah-olah segala sesuatunya tercipta dalam sekejap dan dalam waktu yang bersamaan,  begitu pula dengan proses penciptaan semua mahluk hidup di bumi.
Tetapi bila kita teliti makna ayat Al Qur’an tentang penciptaan semua jenis hewan seperti pada surat An Nur ayat 45, akan merubah persepsi kita tentang arti “Kun Faya Kun”, yaitu adanya tahapan peristiwa atas terciptanya semua jenis hewan. Karena urutan penciptaan jenis hewan pada ayat tersebut sama dengan urutan kemunculan mahluk hidup di bumi menurut ilmu Paleontologi.
Dalam surat An Nuur ayat 45 ALLAH telah membahas penciptaan hewan/serangga dengan fungsinya, serta cara mereka bergerak ;
“Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”  
Ada pun penjelasan dalam surat An Nuur ayat 45 dari berbagai sumber yang kami kumpulkan dan diskusikan sebagai berikut : 
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air
Kemunculan mahluk bumi di awali dari sup kimiawi yang menggenangi permukaan bumi di saat temperatur bumi mulai mendingin,  hal ini terbukti dengan di temukannya fosil Ganggang Laut yang telah berumur 3,5 milyar tahun, dan beragam fosil hewan laut lainnya seperti Ubur2, Ikan, Reptil laut, sekitar 600 juta tahun lalu.
maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya
Di ikuti dengan muncul dan berkembangnya hewan melata seperti Amphibi, Reptil, dan Serangga (Laba-laba, Milipede atau Lipan) sekitar 400 juta tahun lalu.
dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki
Selanjutnya berkembanglah hewan yang berkaki dua dan berkaki empat seperti Dinosaurus sekitar 225 juta tahun lalu, kepunahan Dinosaurus karena bencana alam di gantikan oleh kehadiran Mamalia yang berkaki dua dan berkaki empat sekitar 70 juta tahun lalu.
1.3 Kekuasaan ALLAH dalam menciptakannya serangga.
     Banyak hal yang dapat dipikirkan oleh seseorang yang menghabiskan harinya dalam rumah. Ketika sedang membersihkan rumah, ia menjumpai seekor laba-laba yang merajut sarangnya di sebuah sudut rumah tersebut. Jika ia menyadari keharusan untuk memikirkan binatang yang seringkali tidak dihiraukan orang ini, ia akan mengerti bahwa pintu pengetahuan telah dibuka untuknya. Serangga kecil yang sedang disaksikannya adalah sebuah keajaiban. Sarang laba-laba tersebut memiliki bentuk simetri yang sempurna. Ia pun kagum terhadap seekor laba-laba yang mungil tetapi memiliki kemampuan dalam membuat sebuah disain sempurna yang sedemikian menakjubkan.
     Setelah itu ia membuat sebuah pengamatan singkat hingga mendapatkan beberapa fakta lain: serat yang digunakan laba-laba ternyata 30% lebih fleksibel dari serat karet dengan ketebalan yang sama. Serat yang diproduksi oleh laba-laba ini memiliki mutu yang demikian tinggi sehingga ditiru oleh manusia dalam pembuatan jaket anti peluru. Sungguh luar biasa, sarang laba-laba yang dianggap sederhana oleh kebanyakan manusia, ternyata terbuat dari bahan yang mutunya setara dengan bahan industri paling ideal di dunia. Ketika menyaksikan disain yang sempurna pada makhluk hidup di sekitarnya, manusia terus menerus berpikir hingga kemudian mendorongnya untuk menemukan lebih banyak fakta-fakta yang menakjubkan.
Ketika mengamati sebuah lalat yang setiap saat dijumpainya namun belum pernah diperhatikannya atau bahkan merasa sangat terganggu dan ingin sekali membunuhnya, ia melihat bahwa serangga tersebut memiliki kebiasaan membersihkan diri sampai bagian-bagian yang terkecil dari tubuhnya sekalipun. Lalat tersebut seringkali hinggap di suatu tempat lalu membersihkan tangan dan kakinya secara terpisah. Setelah itu lalat ini membersihkan debu yang menempel pada sayap dan kepalanya dengan menggunakan tangan dan kakinya secara menyeluruh. Lalat ini terus saja melakukan yang demikian sampai yakin akan kebersihannya.
Semua lalat dan serangga membersihkan tubuh mereka dengan cara yang sama: dengan penuh perhatian dan ketelitian sampai ke hal-hal yang kecil sekalipun. Ini menunjukkan adanya satu-satunya Pencipta yang mengajarkan kepada mereka cara membersihkan diri mereka sendiri. Ketika terbang, lalat mengepakkan sayapnya kurang lebih 500 kali setiap detik. Padahal tak satupun mesin buatan manusia yang mampu memiliki kecepatan yang luar biasa ini.
Kalaulah ada, mesin itu akan hancur dan terbakar akibat gaya gesek. Namun sayap, otot ataupun persendian lalat ini tidak mengalami kerusakan. Lalat dapat terbang ke arah manapun tanpa terpengaruh oleh arah dan kecepatan angin. Dengan teknologi yang paling mutakhir sekalipun, manusia masih belum mampu membuat mesin yang memiliki spesifikasi dan teknik terbang yang luar biasa sebagaimana lalat. Begitulah, makhluk hidup yang cenderung diremehkan dan tidak terlalu mendapat perhatian manusia, dapat melakukan pekerjaan yang tak mampu dilakukan manusia.
Tidak diragukan lagi, tidaklah mungkin mengklaim bahwa seekor lalat melakukan ini semua semata-mata karena kemampuan dan kecerdasan yang ia miliki. Semua karakteristik istimewa dari lalat adalah kemampuan yang Allah berikan kepadanya Segala sesuatu yang terlihat sepintas oleh manusia ternyata di dalamnya terdapat kehidupan, baik yang terlihat ataupun tidak. Tak satu sentimeter persegi pun di bumi ini yang di dalamnya tidak terkandung kehidupan.
Manusia, tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan adalah makhluk yang mampu dilihat oleh manusia. Namun, masih ada makhluk-makhluk lain yang tidak terlihat oleh manusia akan tetapi manusia sadar akan keberadaannya. Misalnya rumah yang ia diami yang penuh dengan makhluk-makhluk mikroskopis yang disebut “tungau”. Demikian pula halnya dengan udara yang ia hirup, di dalamnya mengandung virus yang tak terhingga banyaknya, atau tanah kebunnya yang mengandung bakteri yang sangat banyak.
Seseorang yang merenung tentang keanekaragaman yang luar biasa dari kehidupan di bumi, akan mengetahui kesempurnaan makhluk-makhluk ini. Tiap makhluk yang ia lihat adalah tanda-tanda keagungan karya seni ciptaan Allah, demikian pula halnya dengan keajaiban luar biasa yang tersembunyi dalam makhluk-makhluk mikroskopis tersebut.
Virus, bakteri ataupun tungau yang tidak terlihat oleh mata telanjang memiliki mekanisme tubuh yang unik. Habitat, cara makan, sistem reproduksi dan pertahanan mereka semuanya diciptakan oleh Allah. Seseorang yang memikirkan secara mendalam tentang fenomena ini teringat ayat Allah:
Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.“( Al-Ankabuut,29:60)

2.Tafsir Tentang Serangga.
Serangga di sebut juga insekta yaitu kelompok utama dari hewan beruas yang (arthropoda)yang bertungkai enam tiga pasang karena itulah mereka di sebut pula hexapoda .
Kajian mengenai perilaku hidupan serangga di sebut entomologi serangga termasuk dalam kelas insekta (subfilumuniramia ) yang di bagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain dipteral (misalnya kupu-kupu dan ngeni dari gat ) kelompok aptirogota terdiri dari 4 ordo karena semua serangga dewasanya tidak memiliki sayap , dan 25 ordo lainnya termasuk dalam kelompok pterigota karena memiliki sayap.
Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Ukuran serangga relative kecil dan pertama kali sukses berkolonisasi di bumi.
2.1 Sejarah.
Keaneka ragaman serangga telah terdapat pada periode carboniferous (sekitar 300 jutatahun yang lalu )
Pada periode Permian (270 juta tahun yang lalu )beberapa kelompok serangga telah menyerupai bentuk yang di jumpai sekarang .
sayap     pada serangga mungkin pada awalnya berepolusi sebagai perluasan kutikula yang membantu tubuh serangga itu menyerap panas, kemudian baru menjadi organ untuk terbang pandangan lain menyarankan bahwa sayap memungkinkan hewan itu meluncur dari vegetasi ke tanah, atau bahkan berfungsi sebagia insang dalam serangga berfungsi untuk berfungsi berenang sebelum mereka berfungsi untuk terbang.
2.2 Kemampuan.
Salah satu alasan mengapa serangga memiliki keanekaragaman dan kelimpahan yang tinggi adalah kemampuan reproduksinya yang tinggi , serangga beroproduksinya yang tinggi , serangga bereproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan pada beberapa sepsies bahkan mampu menghasilkan beberapa generasi dalam satu tahun.
Kemampuan serangga lainnya yang di percaya telah mampu menjaga exsistensi serangga hingga kini adalah kemampuan terbangnya. hewan yang dapat terbang dapat menghindari banyak predator , menemukan makanan dan pasangan kawin dan menyebar kehabitat baru jauh lebih cepat di bandingkan dengan hewan yang harus merangkak di atas permukaan tanah.
Umumnya serangga mengalami metamorphosis sempurna ,yaitu siklus hidup dengan beberapa tahapan yang berbeda ;telur , larva, pupa, dan imago. Beberapa ordo yang mengalami metamorphosis sempurna adalah lipedoptera, dipteral coleopteran dan hemoneptera.
Pertumbuhan tubuh di kendalikan dengan menggunakan acuan pertambahan berat badan, biasanya dalam tangga dimana pada setiap tangga di gambarkan oleh lepasnya kulit lama dimana proses ini di sebut molting.karena itu pada setiap tahapan, serangga tumbuh sampai sempurna .
2.3 Metamorfosis Pada Serangga.
Hewan ini juga merupakan contoh yang klasik metemorfosis. Setiap serangga memiliki proses perubahan bentuk dari telur hingga kebentuk dewasa yang siap melakukan reproduksi. Pergantian tahap bentuk tubuh ini sering kali sangat dramatis. di dalam tiap tahap juga terjadi proses pergantian kulit yang biasa disebut  proses perlungsungan. Tahap-tahap ini di sebut ordo- ordo serangga seringkali di cirikan oleh tipe metamorfosisnya.
2.4 Morfologi Serangga.
Secara morfologi serangga dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala, dada, dan perut.
2.5 Peran Serangga.
Banyak serangga yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, diantaranya yaitu sebagai organisme pembusuk dan pengurai termasuk limbah ,sebagai objek estetika dan wisata, bermanfaat pada proses penyerbukan maupun sebagai musuh alami hama tanaman, pakan hewan burung yang bernilai ekonomi ekonomi tinggi, penghasil madu (dari genus apis ) dll.
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Makalah ini dapat disimpulkan bahwa setiap makhluk ciptaan ALLAH di dunia ini tidaklah diciptakan sia-sia mereka pasti ada manfaatnya yang belum kita ketahui. Bahkan ALLAH menciptakan serangga yang sekecilpun pasti ada manfaatnya bagi alam semesta ini, dan tugas kita sebagai makhluk yang paling mulia yang diciptakannya mempunyai akal dan otak untuk berfikir agar menjaga kelestarian makhluk-makhluk ciptaannya dan mempelajarinya lagi untuk kepentingan ilmu pengetauan.

B.   Saran
Untuk menciptakan muslim dan muslimah yang beriman dan berintlektual marilah kita sebagai pemuda/ meningkatkan kesadaran kita untuk meneliti ciptaanya, kita harus merawat dan mejaga lingkungan kita. Memahami ayat-ayat Al Qur’an serta tafsir yang menyangkut ilmu pengetahuan dan teknologi, agar terbentuknya pemuda/i muslim yang agamis berintlektual bukan pemuda/i muslim yang berintlektual yang tau agama.






DAFTAR PUSTAKA
Lukman,1984, “min ayaatu-l-ahkam”, ponorogo Trimurti Press.
http://era muslim.com/media islam rujukan/
www.islamic book.com





Add caption



         


Tidak ada komentar:

Posting Komentar